This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

BELAJAR BAHASA KOREA

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

BELAJAR BERORGANISASI DAN BERJUANG

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 30 Maret 2015

PENEMUAN KEMBALI REVOLUSI KITA (THE REDISCOVERY OF OUR REVOLUTION)
 AMANAT PRESIDEN SOEKARNO
PADA ULANG TAHUN
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA,
17 AGUSTUS 1959 DI JAKARTA
Saudara-saudara sekalian!
Hari ini adalah “Hari 17 Agustus”.
17 Agustus 1959.
17 Agustus, – tepat empatbelas tahun sesudah kita mengadakan Proklamasi.
Saya berdiri di hadapan saudara-saudara, dan berbicara kepada saudara-saudara di seluruh Tanah-Air, bahkan juga kepada saudara-saudara bangsa Indonesia yang berada di luar Tanah-Air, untuk bersama-sama dengan saudara-saudara memper-ingati, merayakan, mengagung-kan, mencamkan Proklamasi kita yang keramat itu.
Dengan tegas saya katakan “mencamkan”. Sebab, hari ulang-tahun ke-empatbelas daripada Proklamasi kita itu harus benar-benar membuka halaman baru dalam sejarah Revolusi kita, halaman baru dalam sejarah Perjoangan Nasional kita.
1959 menduduki tempat yang istimewa dalam sejarah Revolusi kita itu. Tempat yang unik! Ada tahun yang saya namakan “tahun ketentuan”,-
a year of decision. Ada tahun yang saya sebut “tahun tantangan”, – a year of challenge. Istimewa tahun yang lalu saya nama-kan “tahun tantangan”. Tetapi buat tahun 1959 saya akan beri sebutan lain. Tahun 1959 adalah tahun dalam mana kita, – sesudah pengalaman pahit hampir sepuluh tahun -, kembali kepada Undang-Undang-Dasar 1945, – Undang-Undang-Dasar Revolusi. Tahun 1959 adalah tahun dalam mana kita kembali kepada jiwa Revolusi. Tahun 1959 – adalah tahun penemuan-kembali Revolusi. Tahun 1959 adalah tahun
Rediscovery of our Revolution“.
Oleh karena itulah maka tahun 1959 menduduki tempat yang istimewa dalam sejarah Perjoangan Nasional kita, satu tempat yang unik!
Seringkali telah saya jelaskan tentang tingkatan-tingkatan Revolusi kita ini.
1945-1950. Tingkatan Physical Revolution. Dalam tingkatan ini kita merebut dan mempertahankan apa yang kita rebut itu, yaitu kekuasaan, dari tangannya fihak imperialis, ke dalam tangan kita sendiri. Kita merebut dan mempertahankan kekuasaan itu dengan segenap tenaga rokhaniah dan jasmaniah yang ada pada kita, – dengan apinya kitapunya jiwa dan dengan apinya kitapunya bedil dan meriam. Angkasa Indonesia pada waktu itu adalah laksana angkasa kobong, bumi Indonesia laksana bumi tersiram api. Oleh karena itu maka periode 1945-1950 adalah periode Revolusi phisik. Periode ini, periode merebut dan mempertahan-kan kekuasaan, adalah periode Revolusi politik.
1950-1955. Tingkatan ini saya namakan tingkatan “survival”. Survival artinya tetap hidup, tidak mati. Lima tahun physical revolution tidak membuat kita rebah, lima tahun bertempur, menderita, berkorban-badaniah, lapar, kejar-kejaran dengan maut, tidak membuat kita binasa. Badan penuh dengan luka-luka, tetapi kita tetap berdiri. Dan antara 1950 -1955 kita sembuhkanlah luka-luka itu, kita sulami mana yang bolong, kita tutup mana yang jebol. Dan dalam tahun 1955 kita dapat berkata, bahwa tertebuslah segala penderitaan yang kita alami dalam periodenya Revolusi phisik.
1956. Mulai dengan tahun ini kita ingin memasuki satu periode baru. Kita ingin memasuki periodenya Revolusi sosial-ekonomis, untuk mencapai tujuan terakhir daripada Revolusi kita, yaitu satu masyarakat adil dan makmur, “tata-tentrem-kerta-raharja”. Tidakkah demikian, saudara-saudara? Kita ber-revolusi, kita berjoang, kita berkorban, kita berdansa dengan maut, toh bukan hanya untuk menaikkan bendera Sang Merah Putih, bukan hanya untuk melepaskan Sang Garuda Indonesia terbang di angkasa? “Kita bergerak”, – demikian saya tuliskan dalam risalah “Mentjapai Indonesia Merdeka” hampir tigapuluh tahun yang lalu -: “Kita bergerak karena kesengsaraan kita, kita bergerak karena ingin hidup lebih layak dan sempurna. Kita bergerak tidak karena “ideal” saja, kita bergerak karena ingin cukup makanan, ingin cukup pakaian, ingin cukup tanah, ingin cukup perumahan, ingin cukup pendidikan, ingin cukup meminum seni dan cultuur, – pendek-kata kita bergerak karena ingin perbaikan nasib di dalam segala bagian-bagiannya dan cabang-cabangnya. Perbaikan nasib ini hanyalah bisa datang seratus procent, bilamana masyarakat sudah tidak ada kapitalisme dan imperialisme. Sebab stelsel inilah yang sebagai kemladean tumbuh di atas tubuh kita, hidup dan subur daripada tenaga kita, rezeki kita, zat-zatnya masyarakat kita. Oleh karena itu, maka pergerakan kita janganlah pergerakan yang kecil-kecilan. – Pergerakan kita itu haruslah suatu pergerakan yang ingin merobah samasekali sifatnya masyarakat” …
Pendek-kata, dari dulu-mula tujuan kita ialah satu masyarakat yang adil dan makmur.
Masyarakat yang demikian itu tidak jatuh begitu saja dari langit, laksana embun di waktu malam. Masyarakat yang demikian itu harus kita perjuangkan, masyarakat yang demikian itu harus kita bangun. Sejak tahun 1956 kita ingin memasuki alam pembangunan. Alam pembangunan Semesta. Dan saudara-saudara telah sering mendengar dari mulut saya, bahwa untuk pembangunan Semesta itu kita harus mengadakan perbekalan-perbekalan dan peralatan-peralatan lebih dahulu, dalam bahasa asingnya: mengadakan “investment-investment” lebih dahulu. Sejak tahun 1956 mulailah periode investment. Dan sesudah periode investment itu selesai, mulailah periode pembangunan besar-besaran. Dan sesudah pembangunan besar-besaran itu, mengalamilah kita Insya Allah subhanahu wa ta’ala alamnya masyarakat adil dan makmur, alamnya masyarakat “murah sandang murah pangan”, “subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku”.
Saudara-saudara! Jika kita menengok ke belakang, maka tampaklah dengan jelas, bahwa dalam tingkatan Revolusi phisik, segala perbuatan kita dan segala tekad kita mempunyai dasar dan tujuan yang tegas-jelas buat kita-semua: melenyapkan kekuasaan Belanda dari bumi Indonesia, mengenyahkan bendera tiga-warna dari bumi Indonesia. Pada satu detik, jam sepuluh pagi, tanggal 17 Agustus, tahun 1945, Proklamasi diucap-kan, – tetapi lima tahun lamanya Jiwa Proklamasi itu tetap berkobar-kobar, tetap berapi-api, tetap murni menjiwai segenap fikiran dan rasa kita, tetap murni menghikmati segenap tindak-tanduk kita, tetap murni mewahyui segenap keikhlasan dan kerelaan kita untuk menderita dan berkorban. Undang-Undang-Dasar 1945, – Undang-Undang Dasar Proklamasi -, benar-benar ternyata Undang-Undang Dasar Perjoangan, benar-benar ternyata satu pelopor daripada alat-perjoangan! Dengan Jiwa Proklamasi dan dengan Undang-Undang Dasar Proklamasi itu, perjoangan berjalan pesat, malah perjoangan berjalan laksana lawine yang makin lama makin gemuruh dan tak tertahan, menyapu bersih segala penghalang!
Padahal lihat! Alat-alat yang berupa perbendaan (materiil) pada waktu itu serba kurang, serba sederhana, serba di bawah minimum! Keuangan tambal-sulam, Angkatan Perang compang-camping, kekuasaan politik jatuh-bangun, daerah de facto Republik Indonesia kadang-kadang hanya seperti selebar payung. Tetapi Jiwa Proklamasi dan Undang-Undang Dasar Proklamasi mengikat dan membakar semangat seluruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke! Itulah sebabnya kita pada waktu itu pantang mundur. Itulah sebabnya kita pada waktu itu akhirnya menang. Itulah sebabnya kita pada waktu itu akhirnya berhasil mendapat pengakuan kedaulatan, – bukan souvereiniteits-overdracht tetapi souvereiniteits-erkenning  -, pada tanggal 27 Desember 1949.
Demikianlah gilang-gemilangnya periode Revolusi phisik.
Dalam periode yang kemudian, yaitu dalam periode survival, sejak 1950, maka modal perjoangan dalam arti perbendaan (materiil) agak lebih besar daripada sebelumnya. Keuangan kita lebih longgar, Angkatan Perang kita tidak compang-camping lagi; kekuasaan politik kita diakui oleh sebagian besar dunia internasional; kekuasaan de facto kita melebar sampai daerah di muka pintu-gerbang Irian Barat. Tetapi dalam arti modal-mental, maka modal-perjoangan kita itu mengalami satu kemunduran. Apa sebab?
Pertama oleh karena jiwa, sesudah berakhirnya sesuatu perjoangan phisik, selalu mengalami satu kekendoran; kedua oleh karena pengakuan kedaulatan itu kita beli dengan berbagai macam kompromis.
Kompromis, tidak hanya dalam arti penebusan dengan kekayaan materiil, tetapi 1ebih jahat daripada itu: kompromis dalam arti mengorbankan Jiwa-Revolusi, dengan segala akibat daripada itu:
Dengan Belanda, melalui K.M.B., kita harus mencairkan jiwa revolusi kita; di Indonesia sendiri, kita harus berkompromis dengan golongan-golongan yang non-revolusioner: golongan-golongan blandis, golongan-golongan reformis, golongan-golongan konservatif, golongan-golongan kontra-revolusioner, golongan-golongan bunglon dan cucunguk. Sampai-sampai kita, dalam mengorbankan jiwa revolusi ini, meninggalkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai alat-perjoangan!
Saya tidak mencela K.M.B. sebagai taktik perjoangan. Saya sendiri dulu mengguratkan apa yang saya namakan “tracee baru” untuk memperoleh pengakuan kedaulatan. Tetapi saya tidak menyetujui orang yang tidak menyedari adanya bahaya-bahaya penghalang Revolusi yang timbul sebagai akibat daripada kompromis K.M.B. itu. Apalagi orang yang tidak menyedari bahwa K.M.B. adalah satu kompromis! Orang-orang yang demikian itu adalah orang-orang yang pernah saya namakan orang-orang posibilis, orang-orang yang pada hakekatnya tidak dinamis-revolusioner, bahkan mungkin kontra-revolusioner. Orang-orang yang demikian itu sedikitnya adalah orang-orang yang beku, orang-orang yang tidak mengerti maknanya “taktik”, orang-orang yang mencampur-bawurkan taktik dan tujuan, orang-orang yang jiwanya “mandek”.
Orang-orang yang demikian itulah, di samping sebab-sebab lain, meracuni jiwa bangsa Indonesia sejak 1950 dengan racunnya reformisme. Merekalah yang menjadi salah satu sebab kemunduran modal-mental daripada Revolusi kita sejak 1950, meskipun di lapangan peralatan materiil kita mengalami sedikit kemadjuan. Kalau tergantung daripada mereka, kita sekarang masih hidup dalam alam K.M.B.! Masih hidup dalam alam Uni Indonesia-Belanda! Masih hidup dalam alam supremasi modal Belanda!
Mereka berkata, bahwa kita harus selalu tunduk kepada perjanjian Internasional: Satu kali kita setujui sesuatu perjanjian internasional, sampai lebur-kiamat kita tidak boleh menyimpang daripadanya! Mereka berkata, bahwa kita tidak boleh merobah negara federal á la van Mook, tidak boleh menghapuskan Uni, oleh karena kita telah menandatangani perjanjian K.M.B. “Setia kepada aksara, setia kepada aksara!”, demikianlah wijsheid yang mereka keramatkan. Nyatalah mereka samasekali tidak mengerti apa yang dinamakan Revolusi. Nyatalah mereka tidak mengerti bahwa Revolusi justru mengingkari aksara!
Dan nyatalah mereka tidak mengerti, – oleh karena mereka memang tidak ahli revolusi -, bahwa modal-pokok bagi tiap-tiap revolusi nasional menentang imperialisme-kolonialisme ialah Konsentrasi kekuatan nasional, dan bukan perpecahan kekuatan nasional. Meskipun kita menjetujui pemberian autonomi-daerah seluas-luasnya sesuai dengan motto kita Bhinneka Tunggal Ika, maka federalisme á la van Mook harus kita tidak setiai, harus kita kikis-habis selekas-lekasnya, oleh karena federalisme á la van Mook itu adalah pada hakekatnca alat pemecah-belah kekuatan nasional. Jahatnya politik pemecah-belahan ini ternyata sekali sejak tahun 1950 itu, dan mencapai klimaksnya dalam pemberontakan P.R.R.I.-Permesta dua tahun yang lalu, dan oleh karenanya harus kita gempur-hancur habis-habisan, sampai hilang-lenyap P.R.R.I

Rabu, 17 September 2014

Kisah Kamera 360 Bikin Kecewa Seseoran


pada suatu hari ada seorang wanita yg cantik yg dilihat melalui handpone, tablet, atau laptop wajahnya cantik banget,, kemudian pda suatu hari cewe ini mendapatkan seseorang lelaki yg sangat tampan banget, aku gak thu bgusnya di lihat dri mna agar mukanya itu jlek tpi gak biisaa memang seorang cowo itu tampangnya bukan main krna apaa yaa,, pokoknya dya tampan,, kemudian cewek ini sangat tertarik kpaada cowo itu dan cowo itu jg merasaaa tertarik bahkan cowo itu lbih tertarik melihat kecantikan cewe itu jika dia tdak melihatnya secara langsung,,
Dan pada ke'esokan harinya cowo ini sring banget mengajak cewe itu untuk saling brkomunikasi,.,, dan pda malam hari cowo itu menelopon cwe itu dan mengatakan "bleh aku ama kmu ketemuan ini malam,," dan cewe itu mengatakn "ktemuan untuk apa, emangnya penting ahpaa?" dan kmudian cowo kmbali mengatakan "ini tu penitng banget soalnya aku mau ngatain sesuatu ke kamu,,. cewe itu mengatakan,. "ahhg aku nggak mau ktemuan ama kamunya dulu,, tpi klau kmu mau ngatain sesuatu bilng aja melalui telfon., kmudian cowo itu dengan tdk sabarnya ingin skli mengatkan "sebenarnya pertama kali aku lihat foto kmu di facebook, twitter, dan BBM, aku merasa kmulah seseorang yg kucari slama ini, stelah 3 hari ini aku kenal ama kmu,, knapa aku tu mkin syng ama kamunya,. dan sebenarnya alasan aku untuk mnelfonmu iyalah,. aku tu mau ajak kmu ktemuan dan mau mngatkan sesuatu ama kmu bahwa aku tu syng banget sama kamu dan mau kah kmu mnerimaku untuk jdi kekasih mu," cewe itu pun sangat kaget dan gak nyangka dirinya itu dicintai dgn seorng cowo yg tampannya bukan main,, dan cewe itu mengatakann,, ''IYA AKU MAU KOK JADI PACAR KAMU TAPI DENGAN SATU SYARAT AKU NGGAK MAU SLAMA KITA PACARAN KITA KTEMUAN, bgaimna apakah kmu mnerima prsyaratanku''., kata cowo itu"yah nggak apapalah yg penting aku memilikimu,.
Setelah hubungan cowok dan cewek ini menghampiri 1 bulan, cowo ini sangat lancang untuk mengatakan kpada cewek ini " bolehkah aku skliiiiii aja ktemuan ama km., skaliiiiii aja'', cewe itupun mengatakan,,"ahhg aku ngggak mau ahh ktemuan ama kmu" cowo menggatakan"skli ini ajaa aku mau ketmu ama kmunya,."
lama kelamahan cowok ini trus memaksa cewe ini untuk ketemuan, dan apa yg diinginkan cowo trnyata trwujud,, dia langsung mengatakan kpaada cwe itu "kita ktemuan di cafe yg pinggir laut itu jam hari sabtu 16:30,, cwe itu mengatkan " iya deh aku tungguin kmu disitu" (cewe ini mengatkan ksapakatnnnya untuk ktemunya dengan wajah yg kusut),.
,.setelah pada hari ketemuannya itu cowo ini sdah datang untuk menemui cewe ini,. setelah dia menunggunya slama 20 menit trnyata cewe ini blom dtang2 jg ,,cowo ini merasa gelisa dan mulai sdikit kecewa, stlah 30 mnit brlalu cewek itu datang dan duduk di meja yg sdah di pesankan makanan,, cowok pun itu trkejut melihat wajah cewek ini yg kulitnya hitam, wajah yg bgaikan jlanan aspal yg kasar,. cewe ini agak trasa malu ktika dya duduk di dpan cowo itu,, cowo itu mengtakan "apakah kmu cewe yg difoto itu atau bukan" cewe mngatkan "iyyaa aku yg cewe di foto itu,, emangnya knapa" cowo itu lngsung trkejut kmudian kecewa ktika cwe itu mngtakan sprti,, dan tibaa2 cowo ini langsung mengatkan" kok wajah kmu nggak trlalu cantik gak sebanding dgn foto kmu yg aku simpan di laptop aku,. kok wajah kmu itu jlek banget bagaikan kulit kayu yg sdah tua dan bgaikan aspal jalanan.. cewek itupun mrasa trhina ktika cowo itu mngatakan sprti itu,, dan cwe itu mngatakn "apakah kmu mau mnerima aku apa adanya wlaupun wajah ku sprti ni,, kata cowo " lbih baik hbungan kita cukup smpai di sini krna type cewek yg sprti kmu itu buka type aku,, dan skrng kita putus aja,,. cewe itu langsung mnyiram air minumannya ke wajah cowok itu dgan rasa yg sangat trhina dan cewe lari dan merasaaaaaa sangat kecewa krna sdah mengenal cowo itu,
TAMAT,.

Minggu, 14 September 2014

50% Merdeka


kartu sudah dibagikan
siapa yang punya kartu truf?
pada emosi yang buta hurup
media cetak corongnya cendana
semua berita dijokul obralan
jurnalistik tanpa rasa kemanusiaan
kekejaman disulap jadi rayuan
ada hujan milyaran uang haram?
pengkhianat bangsa jelas kelihatan
yang jual diri jual nama jual iman
ironi memori bangsa indonesia
manipulasi sejarah terbukti sudah
apa lagi yang kau mau tau?
istana punya kuasa
cendana punya dana
elite politik lagi main kartu
bosnya punya nama dipoles
propaganda sesat para penjilat
sedangkan di bawah banyak urusan penting
korban bencana alam menggigil kedinginan
rakyat perlu kepastian hukum dan keadilan
bukan pameran dukungan terhadap bekas tiran
ayo! marikita bersama
bersatu mengganyang keraguan
kita belum merdeka 100% bung!
sirajatega masih berkuasa
maka derita itu dobel bencana
jaga semangat persatuan indonesia
jangan mau dirayu bujukan uang haram

DISKRIMINASI


puisi dibakar dendam sejarah
kontradiksi pun makin parah
sebaris sajak yang berlawan
membabat semua keraguan
puisi lahir akibat diskriminasi
simpan segala busuk teori
ribut itu adalah tandanya
manipulasi dosa disengaja
puisi menggugat memorimu
muram langit otak kelabu
buasnya senyum intrik politik
seperti sinyal biang konflik
puisi ditulis buat siapa?
jika badai itu menggila
lalu kita mau apa?
pasrah dan berdoa?
puisi resah tak bisa diam
berbisik di tengah malam
nembus ruang waktu
menjelma jadi batu!

HENTIKAN PENINDASAN DAN KEKERASAN BURUH HARIAN LEPAS SEKARANG JUGA!!!!!!!!


KAUM BURUH ITU SAUDARA, BUKANLAH BUDAK TANPA HARGA
TEMPAT KERJA KAMI MESTI SEHAT DAN TIDAK BERBAHAYA
UPAH KAMI HARUS LAYAK BESAR KECILNYA
DIWAKTU LIBUR, JANGAN SAMAKAN KAMI DENGAN PENGANGGUR
DAN BIARKANLAH KAMI BERSERIKAT DAN BERKUMPUL
JANGAN PULA MEMEBUAT KAMI KAGOK UNTUIK MOGOK
KAUM BURUH ITU SAUDARA, PATUT DIHORMATI SEBAGAI MANUSIA
Bertahun-tahun buruh harian lepas di PTPN IV Kebun Unit Dolok inumbah mengalami PENINDASAN DAN KEKERASAN dari BUMN yang seharusnya menjalankan Undang-Undang ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 yang menajmin hak-hak normatif bruh sebagai manusia untuk dapat hidup layak bagi dirinya dan keluarga buruh.
Namun kenyataannya sudah 9 ( sembilan ) tahun buruh harian lepasa mengalami Penindasan Dan Kekerasan Berlapis-Lapis dari PTPN IV Kebun Unit Dolok Sinumbah. Penindasan tersebut mulai dari upah murah dibawah standard UMP, selama 9 tahun terus menerus menajdi BHL (Buruh Harian Lepas) dan tidak pernah ada peluang menjadai buruh tetap, tidak dipenuhinya Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), belum lagi kerja yang sampai 12 jam tidak pernah dihitung lembur. Perusahaan telahg melakukan penindasan dan kekerasan terhadap buruh dengan memaksa hidup dibawah standard minimal.
Padahal kesejahteraan buruh telah dijamin oleh UUD 1945, UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003, PP Nomor 28 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan JMASOSTEK,bahkan negara Indonesia telah meratifikasi konvensi EKOSOB (Ekonomi Sosial Budaya) yang didalamnya menjamin kesejahteraan tenaga kerja. Untuk itu segala penindasan dan kekerasan yang kami terima kami Forum Komunikasi Buruh Harian Lepas (FK - BHL) PTPN IV Kebun Unit Dolok Sinumbah menuntut:
  1.. Hapuskan buruh borongan dan buruh harian dan jadikan menajdi buruh tetap.
  2.. Naikkan upah sesuai dengan umsp (upah minimum sektor propinsi)
  3.. Berikan jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek)
  4.. Jam kerja 40 jam seminggu
  5.. Berikan upah lembur
  6.. Berikan uang makan rp 6.000,- /hari
  7.. Berikan uang transport rp 5.000,-/ hari
  8.. Lengkapi perlengkapan kerja yang aman bagi buruh
  9.. Bebaskan buruh bongkar muat dari PN dari buruh tetap
  10.. Naikkan Upah Buruh Bongkar Muat 100%
  11.. Naikkan Premi TBS
  12.. Berikan fasilitas yang layak bagi buruh
  13.. Berikan kesempatan kerja yang sama bagi setiap orang tanpa diskriminatif.
  
kanang city,14-09-2014 23:24

Indonesia Kita


indonesia adalah tanah airnya
tempat semua cerita bertarung
masa lalunya bekas orang jajahan
sekarang diatur maunya pasar
pasarnya politik uang
semua bisa bilang sayang
ada uang abang sayang
kaum mudanya terbelah dua
mayoritas hobinya maen gadget
sebagian kecil bicara kesadaran kelas
jika pendidikan kurang
kemiskinan pun merajalela
koruptor dipuja seperti selebritis
istilahnya duit bisa beli setan
indonesia adalah harapan demi perubahan
tanpa kerja keras tak mungkin ada yang berubah
ayo generasi muda jangan lupakan sejarah!

kanang city,14-09-2014 23:20

Apakah Anda Sudah Percaya pada Impian Anda?



Sudahkah Anda Benar-benar Percaya bahwa Anda akan sukses meraih semua impian Anda?
Benar-benar Percaya suatu saat kesuksesan akan kita raih adalah syarat mutlak tercapainya kesuksesan..
Dahulu, Ketika ditanya apakah saya percaya akan meraih impian saya, Saya selalu bilang “tentu percaya donk”..
Namun, sayangnya pernyataan ini tidak berasal dari hati yang terdalam..
Jauh di lubuk hati terdalam kami, sesungguhnya kami ragu apakah kami mampu meraih cita-cita kami membuat 5000 buah panti asuhan..
Dan keraguan itu terpancar dalam usaha kami saat berusaha mewujudkan impian Kami itu..
Kami mulai serius berbisnis sejak sekitar 2 tahun yang lalu,,
Namun, bila boleh jujur, keadaan bisnis kami baru membaik di pertengahan tahun lalu..
Kenapa Perkembangan bisnis Kami begitu lambat?
Setelah belajar banyak tentang cara pikiran bekerja, Saya baru menyadari sesungguhnya penyebab kegagalan bisnis Saya berkembang pesat adalah karena Saya tidak benar-benar percaya akan bisa mewujudkan semua Impian Saya membangun 5000 panti asuhan..
Karena tujuan utama Saya berbisnis adalah untuk mewujudkan impian membangun 5000 panti asuhan, Saya tidak benar-benar percaya bisnis saya akan bisa berkembang pesat..
Akibat ketidakpercayaan itu, Saya pun tidak berusaha keras..
Saya pun tidak berpikir keras..
Saya pun menyerahkan masa depan pada ‘nasib’..
Setelah menyadari hal ini, saya pun langsung mengubah cara berpikir saya selama ini..
Saya pun memilih Percaya bahwa segala impian saya – terutama impian mendirikan 5000 panti Asuhan- akan tercapai dan akan mendapatkan Jalan untuk meraihnya –dengan focus mengembangkan bisnis-..
Sejak saat itu, bisnis kami jauh lebih berkembang..
Punya Impian besar yang ingin diwujudkan?
Percayalah, dengan sebenar-benarnya percaya bahwa Impian Kita suatu saat akan bisa kita wujudkan..
Pertanyaannya, Sudahkah Anda Benar-benar Percaya?

14 september 2014

Hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang menyimpan sejuta misteri untuk menguji keteguhan manusia dalam mengharungi proses kehidupan.

Banyak yang tak bisa dimengerti dalam kehidupan, banyak keganjilan yang senantiasa kita temui dalam proses kehidupan ini. Pertanyaan bukan sebuah solusi untuk mengakhiri keresahan.

Bagi sebagian orang, hidup serasa begitu sulit untuk mereka mengerti. Ketidaksamaan kondisi yang teramat sangat menjadikan mereka semakin bingung untuk memaknai arti kehidupan.

Berinvestasi keringat, berpikir, dan berdoa adalah cara bijak untuk mendapatkan mimpi-mimpi kita. Namun, selalu ada alasan lain dibalik keadaan yang berbeda. "Apa dan mengapa?"

Bagi sebagian orang, segalanya berjalan sebagaimana mestinya. Damai, indah, ada hujan yang melewati mendung, ada teduh saat terik menghilang, dan ada kebahagiaan setelah dia mencarinya. Namun, buat sebagian orang lainnya kondisinya jauh berbeda.

Semua ini adalah wacana dan realita kehidupan. Kepada siapa manusia mempertanyakannya? "Apakah hak manusia untuk mengetahuinya? Mungkin iman dan ketabahan adalah cara untuk menjawabnya".

Saat terbangun dari tidur, ku basuh muka ini dengan air jernih, membersihkan diri dari kotoran-kotoran yang hinggap di tubuhku. Ku jalani waktu demi waktu dengan serangkaian kegiatan yang menjadi tanggung jawabku sebagai manusia. Berpikir, bertindak dan selalu berbenah. Memang sebuah ironi ketika ku tak pernah melihat hasilnya.

Dimana yang salah? Bagaimana seharusnya? Jika diri ini tidak cukup pantas untuk menerima anugerah, lantas mengapa ia diberikan kepada mereka yang justru hanya menghabiskan seluruh waktunya untuk hal-hal yang tidak baik bahkan menyimpang?

Kembali diri diuji, mungkin ku harus menunjukkan seberapa besar kuantitas iman yang ada dalam diri ini.

Hidup itu bukan untuk mencari jawaban, bukan untuk memunculkan perbedaan, dan juga bukan untuk mengadu tentang apa yang kita rasakan. Manusia adalah pelaku kehidupan dan tidak ada jawaban sementara untuk pertanyaan kita, mungkin jawabannya ada dalam nilai keyakinan manusia. Hidup itu antara iman dan keberdayaan.