Minggu, 14 September 2014

Politik Jari Tangan



Jijik,
Jorok,
amis,
melihat, mencium,
jari tangan politik empat belas.

ibu jari, bapak jari, tanta jari, paman jari, anak jari, di angkat setinggi kepala
melengking di setiap panggung demokrasi.

Politik jari tangan, jadi brand pemilu
Salam-salaman ibu jari, hingga bapak jari cemburunya minta ampun.
Salam-salaman tanta jari, hingga paman jari ngamuknya minta ampun.
Sedangkan anak jari, bingung melotot sana-sini.
Heheheeeee….

Politik jari tangan,
dari kumpulan kuku-kuku hitam
kalaupun berwarna, itu karena cat politik

Politik jari tangan,
dari koalisi pakar-pakar jari,
jari pengusaha, jari perampok, jari pembunuh, jari koruptor, jari politisi,
mengejar, merayu, menyunting
jari petani, jari nelayan, jari buruh, jari kaum miskin
hingga kemenangan tiba,
koalisi jari, lototnya sedih-sedih seru.

Apalah untungnya politik jari tangan, jika ruas-ruas jari tak pernah terorganisir secara baik?

Apalah arti politik jari tangan, jika ideologi ekstraparlemen masih sebatas unjuk tarian jari?

Apalah arti kuasa politik jari tangan, jika sistem jari presidensial masih berbau
kepentingan koalisi?

Hehehehehee…..
Jutaan jari mendadak pemilu,
Meloncat-loncat dengan segala loncatan kepentingan.
Menunjuk-nunjuk dengan segala pertunjukan privasi,
hingga kolektivisme itu diam, sambil menghisap jempol politik.

0 komentar:

Posting Komentar